Dugaan para ahli sejarah menyatakan bahwa kucing sudah mulai hidup berdampingan dengan manusia sejak 5000 tahun yang lalu. Masa ketika penduduk Mesir memanfaatkan kucing sebagai "penjaga" lumbung gandum untuk menghalau tikus yang ada di sepanjang Sungai Nil.
Jadi tidak heran, jika penduduk Mesir menyembah kucing sebagai Dewi Kucing Bastet pada masa 600-200SM. Bastet dilambangkan dengan kepala kucing yang berarti dewi kesuburan, kehidupan, dan kematian.
Begitu agungnya kucing sehingga ada peraturan yang melindunginya. Jika dilanggar, maka hukuman terberat sekalipun akan dijatuhkan pada manusia yang terbukti menyakiti dan membunuh kucing. Kucing juga mendapat tempat terhormat. Ketika kucing mati pemilik pun memandikannya, seperti halnya anggota keluarga sebelum akhirnya dimakamkan. Bahkan, bila pemiliknya meninggal dunia maka jasad kucing juga akan diikutsertakan ke pemakaman sebagai lambang cinta & keabadian. Hal ini terbukti saat ditemukan 300.000 mumi di kuil Bast.
Orang Mesir kuno percaya bahwa kucing mempunyai kekuatan magis untuk melihat kebenaran dan kehidupan. Itulah sebabnya kucing dipanggil "mau", sebutan yang hampir sama (onomatope) dengan suaranya "meaou". Padahal sebenarnya artinya "melihat"
Lantas kenapa kucing begitu diagungkan di Mesir?
Zaman dahulu Mesir dilanda suatu wabah penyakit yang tidak diketahui penyebabnya. Penyakit itu telah menyebabkan kematian yang jumlahnya relatif banyak. Tak seorang tabib di negeri itu pun yang mampu menyembuhkan dari wabah tersebut.
Hingga suatu hari, ada seekor kucing milik penduduk Mesir memangsa tikus-tikus yang banyak berkeliaran.
Lambat laun tikus-tikus musnah seiring dengan hilangnya wabah penyakit yang misterius itu. Penduduk setempat menyimpulkan bahwa tikus-tikus itulah yang menjadi penyebab dari wabah penyakit yang telah menelan banyak korban tersebut. Dan berkat jasa kucing itu, penduduk Mesir yang menyembah berhala berpendapat bahwa kucing adalah Dewa Penolong mereka.
Semoga bermanfaat :)
Begitu agungnya kucing sehingga ada peraturan yang melindunginya. Jika dilanggar, maka hukuman terberat sekalipun akan dijatuhkan pada manusia yang terbukti menyakiti dan membunuh kucing. Kucing juga mendapat tempat terhormat. Ketika kucing mati pemilik pun memandikannya, seperti halnya anggota keluarga sebelum akhirnya dimakamkan. Bahkan, bila pemiliknya meninggal dunia maka jasad kucing juga akan diikutsertakan ke pemakaman sebagai lambang cinta & keabadian. Hal ini terbukti saat ditemukan 300.000 mumi di kuil Bast.
Orang Mesir kuno percaya bahwa kucing mempunyai kekuatan magis untuk melihat kebenaran dan kehidupan. Itulah sebabnya kucing dipanggil "mau", sebutan yang hampir sama (onomatope) dengan suaranya "meaou". Padahal sebenarnya artinya "melihat"
Lantas kenapa kucing begitu diagungkan di Mesir?
Zaman dahulu Mesir dilanda suatu wabah penyakit yang tidak diketahui penyebabnya. Penyakit itu telah menyebabkan kematian yang jumlahnya relatif banyak. Tak seorang tabib di negeri itu pun yang mampu menyembuhkan dari wabah tersebut.
Hingga suatu hari, ada seekor kucing milik penduduk Mesir memangsa tikus-tikus yang banyak berkeliaran.
Lambat laun tikus-tikus musnah seiring dengan hilangnya wabah penyakit yang misterius itu. Penduduk setempat menyimpulkan bahwa tikus-tikus itulah yang menjadi penyebab dari wabah penyakit yang telah menelan banyak korban tersebut. Dan berkat jasa kucing itu, penduduk Mesir yang menyembah berhala berpendapat bahwa kucing adalah Dewa Penolong mereka.
Semoga bermanfaat :)
0 komentar:
Posting Komentar